PT. Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) sepertinya tak ingin ketinggalan meramaikan pasar penjualan bus di Indonesia. Dari 12 varian produk yang diluncurkan tahun ini, produk bus yang ditunggu-tunggu operator dan pegguna bus negeri ini akhirnya secara resmi diluncurkan. Di hari pertama Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013, Hino RN 285 langsung diperkenalkan sebagai produk baru yang siap dipasarkan. “Ini produk terbaru kami yang dilengkapi dengan suspensi udara, mudah perawatannya dan konsumsi bahan bakarnya yang hemat,” ujar Sales and Promotion Director PT. HMSI, Santiko Wardoyo di booth PT. HMSI di arena IIMS ke-21 di Kemayoran, Kamis (19/9/13).
Klaim hemat bahan bakar dan mudah perawatan menjadi jargon pemasaran Hino di Indonesia selama ini. Modal itu pula yang menjadikan dasar PT. HMSI untuk melakukan kajian dalam mempersiapkan kelahiran RN 285. Targetnya jelas, agar bisa terserap pasar seperti pendahulunya R 260 yang tergolong laris.
Kehadiran Hino dengan fitur suspensi udara telah ditunggu selama dua tahun terakhir. Santiko mengakui, selama kurun waktu tersebut pihaknya melakukan berbagai persiapan, mulai riset hingga proses produksinya. “Kami tidak ingin sembarangan meluncurkan produk,” katanya.
Suspensi udara milik RN 285 terbilang unik. Balon udara peredam guncangan, baik untuk poros roda depan maupun belakang, ditempatkan persis di bawah chassis. Jika di poros depan ditopang dua balon udara, di bagian belakang ada empat balon penopang. Posisi ini tak seperti kebanyakan suspensi udara yang kita temui pada bus-bus yang ada di Indonesia. Umumnya bus balon udara pada bersuspensi udara berada menempel di sisi samping chassis.
Menurut Assistant Chief Engineer Hino Motors Ltd, Kenjiro Inoue, pihaknya merancang RN 285 berkode produksi RN8JSKA-SJJ untuk pasar Indonesia dengan pertimbangan memberikan kenyamanan yang tinggi namun mudah perawatannya. Dia mengatakan, ada permintaan dari pelanggan mereka di Indonesia untuk fitur suspensi udara ini. Kestabilan suspensi udara juga dijaga oleh stabillizer dan laretal rod pada shock absorber depan dan belakang.
Data dari PT. HMSI mencatat, market share bus Hino di pasar Indonesia mencapai 59 persen di tahun 2013 hingga Agustus lalu. Dari 1835 unit bus yang terjual 1093 unit bus adalah merek Hino. Untuk pasar di negeri ini, Hino meraih pangsa pasar rata-rata di atas 50 persen sejak 207 hingga 2013.
Santiko tak menampik anggapan jika munculnya R 285 untuk menempel kompetitor yang juga menawarkan fitur suspensi udara di kelas 260 HP dengan harga jual Rp. 720 juta off the road Jakarta. Dia menambahkan, meski meluncurkan RN 285 pihaknya masih menjual R 260. Kehadiran dua varian Hino ini mempertegas posisi PT. HMSI yang menempel ketat kompetitornya. “Hino juga memberikan pilihan produk lengkap dari ragam chassis, pilihan fungsi body dan lainnya sesuai kebutuhan konsumen,” ujarnya.Mesin J08E-VT berkapasitas 7,7 liter yang disandang RN 285 sudah menggunakan teknologi commonrail dengan turbo charger intercooler. Mesin J08E-VT diperkenalkan di akhir tahun 2012 saat PT. HMSI merayakan 30 tahun kehadirannya di Indonesia. Transmisi manual ZF 6S1000BD tujuh percepatan juga melengkapi kinerja mesin saat beroperasi. Di sisi keamanan pengereman, RN 285 menggunakan sistem pengereman sistem full airbrake dan exhaust brake, sama seperti R 260.
narasumber yang ikut dalam pengetesan RN 285 mengakui, kestabilan bus terjaga saat bermanuver. Jika dibandingkan dengan kompetitornya, kinerja kestabilan suspensi lebih baik RN 285. Namun, sayangnya sistem suspensi udara yang ditanamkan belum mengadopsi Electric Levelling Control, hanya sebatas pengaturan ketinggian manual.
Kompetisi penjualan bus di kelas 260 HP dipastikan semakin ketat dengan hadirnya RN 285. Dua pabrikan menawarkan dua produk yang nyaris sama. Produk bus di kelas ini memang cukup banyak diminati operator bus. PT. HMSI memiliki tiga produk untuk kelas 260 HP, dua produk dengan posisi mesin di belakang dan satu produk chassis bermesin depan A 260.
Klaim hemat bahan bakar dan mudah perawatan menjadi jargon pemasaran Hino di Indonesia selama ini. Modal itu pula yang menjadikan dasar PT. HMSI untuk melakukan kajian dalam mempersiapkan kelahiran RN 285. Targetnya jelas, agar bisa terserap pasar seperti pendahulunya R 260 yang tergolong laris.
Kehadiran Hino dengan fitur suspensi udara telah ditunggu selama dua tahun terakhir. Santiko mengakui, selama kurun waktu tersebut pihaknya melakukan berbagai persiapan, mulai riset hingga proses produksinya. “Kami tidak ingin sembarangan meluncurkan produk,” katanya.
Suspensi udara milik RN 285 terbilang unik. Balon udara peredam guncangan, baik untuk poros roda depan maupun belakang, ditempatkan persis di bawah chassis. Jika di poros depan ditopang dua balon udara, di bagian belakang ada empat balon penopang. Posisi ini tak seperti kebanyakan suspensi udara yang kita temui pada bus-bus yang ada di Indonesia. Umumnya bus balon udara pada bersuspensi udara berada menempel di sisi samping chassis.
Menurut Assistant Chief Engineer Hino Motors Ltd, Kenjiro Inoue, pihaknya merancang RN 285 berkode produksi RN8JSKA-SJJ untuk pasar Indonesia dengan pertimbangan memberikan kenyamanan yang tinggi namun mudah perawatannya. Dia mengatakan, ada permintaan dari pelanggan mereka di Indonesia untuk fitur suspensi udara ini. Kestabilan suspensi udara juga dijaga oleh stabillizer dan laretal rod pada shock absorber depan dan belakang.
Data dari PT. HMSI mencatat, market share bus Hino di pasar Indonesia mencapai 59 persen di tahun 2013 hingga Agustus lalu. Dari 1835 unit bus yang terjual 1093 unit bus adalah merek Hino. Untuk pasar di negeri ini, Hino meraih pangsa pasar rata-rata di atas 50 persen sejak 207 hingga 2013.
Santiko tak menampik anggapan jika munculnya R 285 untuk menempel kompetitor yang juga menawarkan fitur suspensi udara di kelas 260 HP dengan harga jual Rp. 720 juta off the road Jakarta. Dia menambahkan, meski meluncurkan RN 285 pihaknya masih menjual R 260. Kehadiran dua varian Hino ini mempertegas posisi PT. HMSI yang menempel ketat kompetitornya. “Hino juga memberikan pilihan produk lengkap dari ragam chassis, pilihan fungsi body dan lainnya sesuai kebutuhan konsumen,” ujarnya.Mesin J08E-VT berkapasitas 7,7 liter yang disandang RN 285 sudah menggunakan teknologi commonrail dengan turbo charger intercooler. Mesin J08E-VT diperkenalkan di akhir tahun 2012 saat PT. HMSI merayakan 30 tahun kehadirannya di Indonesia. Transmisi manual ZF 6S1000BD tujuh percepatan juga melengkapi kinerja mesin saat beroperasi. Di sisi keamanan pengereman, RN 285 menggunakan sistem pengereman sistem full airbrake dan exhaust brake, sama seperti R 260.
narasumber yang ikut dalam pengetesan RN 285 mengakui, kestabilan bus terjaga saat bermanuver. Jika dibandingkan dengan kompetitornya, kinerja kestabilan suspensi lebih baik RN 285. Namun, sayangnya sistem suspensi udara yang ditanamkan belum mengadopsi Electric Levelling Control, hanya sebatas pengaturan ketinggian manual.
Kompetisi penjualan bus di kelas 260 HP dipastikan semakin ketat dengan hadirnya RN 285. Dua pabrikan menawarkan dua produk yang nyaris sama. Produk bus di kelas ini memang cukup banyak diminati operator bus. PT. HMSI memiliki tiga produk untuk kelas 260 HP, dua produk dengan posisi mesin di belakang dan satu produk chassis bermesin depan A 260.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar